Diambil dari buku HIPERTENSI ; PEDOMAN KLINIS DIAGNOSIS & TERAPI BARRY J.SOBEL,MD ;GEORGE L.BAKRIS, M.D., FACAP
|
A. Pasien yang tidak patuh.
- CCB yang single dose/kerja lama : Tensivask, Adalat Oros.
- Alfa bloker : Doxazosin ( Cordura ).
- Beta bloker non-ISA : Atenolol, Metoprolol, Betaxolol.
- CCB Non-dihidropiridin : Diltiazem, Verapamil.
- ACEI untuk pasien dengan disfungsi ventrikel kiri.
C. Ansietas atau Imsomnia.
- Beta bloker.
- Penghambat sentral : Klonidin.
- Diuretik.
- CCB.
- ACEI.
- Nitrat yang dengan HT Sistolik, khususnya pada PJK.
- Diuretik.
- Isosorbid kerja lama.
- CCB.
- Diuretik.
- CCB.
- ACEI.
- Hidralazin atau Minoksidil disertai Diuritik dan Beta bloker.
- ACEI kecuali wanita yang mungkin menjadi hamil.
- CCB.
- Alfa-1 bloker.
- Verapamil.
- Beta bloker non-ISA.
- Diuritik.
- ACEI : hati-2, hindari NSAID.
- CCB Non-dihidropiridin.
- ACEI.
- Alfabloker.
- Beta bloker.
- Klonidin.
- Diuretik.
- CCB.Alfa bloker.
- Kontraindikasi: a. ACEI + NSAID termasuk Salisilat kecuali Naproxen. b. ACEI + Diuritik hemat Kalium + NSAID. c. Beta bloker + Diuritik hemat Kalium + NSAID.
M. Asma dan PPOM.
- CCB Dihidropiridin.
- Kontra indikasi : a. Beta bloker. b. Alfa-2 bloker sentral dan Alfa-1 bloker. c. Diuretik.
- ACE Inhibitor.
- Tiazid.
O. Hiperaldosteronisme.
- Spironolakton s/d 400 mg/hari (drug of choice).
- Kalau perlu ditambahkan Hct 12.5 mg – 25 mg / hari.
- Obat ketiga CCB dan ACEI.
- Pada semua kasus perlu pemantauan serum Kalium selama terapi.
Kontra indikasi : a. ACEI terutama bila dengan NSAID. b. Labelatol. c. Metildopa.
Q. Hiperlipidemia.
- Alfa bloker.
- CCB.
- ACEI.
- Beta bloker ISA.
- ACEI. a. DM tipe I memperlambat progresivitas penyakit Ginjal yang menetap dengan mikroalbuminuria non-azotemia. b. Meperlambat kerusakan fungsi Ginjal Normotensif DM tipe I dan II dengan mikroalbuminuria dan fungsi Ginjal yang awalnya normal.
- ACEI dan CCB Nondehidropiridin : DM dengan PJK atau HT yang sulit Dikontrol.
- ACEI dan Diuretik : DM dengan HT yang sulit dikontrol disertai retensi Natrium oleh karena DC atau gagal Ginjal atau Nefrotik sindrom.
- Beta-1 bloker selektif dengan dosis terendah : untuk Pasca Infark Miokard dan Angina yang tidak resposif dengan CCB.
S. DM stadium lanjut ( Kreatinin serum ≤ 1,5 mg/dl Proteinuria > 1 g/24 jam).
- Diuritik.
- CCB Non-dehidropiridin dengan atau tanpa ACEI.
- Kontrol Kreatinin, Kalium dan Proteinuria.
- Beta bloker.
- CCB Penurun denyut Jantung.
- Beta bloker.
- CCB.
- Agen pengaktivasi saraf pusat.
- Vasodilator direk.
W. Tremor esensial.
- Beta bloker.
Alfa-1 bloker : a. Prasosin.
b. Doxazosin 1 x 1.
c. Terazosin 1 x 1.
Y. Ortostatis atau TIA.
- Klonidin.
- Beta bloker.
- Pengotrolan TD ≤ 130 mm Hg hasilnya lebih baik dari pada pembatasan Protein 0,6 g/hari terutama pada Proteinuria 1 g/hari terbukti meperlambat progresivitas kerusakan Ginjal.
- Obat yang bermanfaat : a.Furosemid. b.CCB. c. Klonidin. d. ACEI dosis rendah kecuali Fesinopri. e. ACEI disertai CCB lebih disukai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar